KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
sebagaimana mestinya.
Makalah ini merupakan salah satu
kompetensi dasar bagi Mahasiswa tentang Administrasi Pembangunan. Adapun judul
makalah ini yaitu ”Fungsi Pengawasan
Dalam Administrasi Pembangunan”.
Dalam penulisan makalah ini penulis
menemukan kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan sehingga makalah ini jauh
dari kesempurnaan yang diinginkan. Maka sehubungan dengan penyusunan makalah
ini apabila ada kekurangan atau kesalahan, hal itu tidaklah terlepas dari
batasan ilmu pengetahuan yang dimiliki penulis, maka benarlah pepatah berbunyi
:
“Tak Ada Gading Yang Tak Retak”
Sebagai penulis, saya juga sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun kepada lapisan masyarakat terutama
dari para rekan-rekan pembaca demi kesempurnaan makalah berikutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR i
DAFTAR
ISI ii
PEMBAHASAN
1
A. Pengertian Pengawasan 1
B. Tipe-Tipe Pengawasan 4
C. Tahap-Tahap Proses Pengawasan 7
D. Pentingnya Pengawasan 9
E. Perancangan Proses Pengawasan 11
F. Bidang-Bidang Pengawasan Stratejik 13
G. Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan 14
DAFTAR PUSTAKA 21
A. Pengertian Pengawasan
Pengawasan bisa didefinisikan
sebagai suatu usaha sistematis oleh manajemen bisnis untuk membandingkan
kinerja standar, rencana, atau tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu
untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan standar tersebut dan untuk
mengambil tindakan penyembuhan yang diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya
manusia digunakan dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam mencapai
tujuan.
George R. Tery (2006:395)
mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan,
maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan
tidankan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
Robbin (dalam Sugandha, 1999 : 150) menyatakan
pengawasan itu merupakan suatu proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga
membutuhkan seorang manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.
Kertonegoro (1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melaui manajer berusaha memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaannya.
Kertonegoro (1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melaui manajer berusaha memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaannya.
Terry (dalam Sujamto, 1986 : 17)
menyatakan Pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai,
mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-tidakan korektif bila
diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana.
Dale (dalam Winardi, 2000:224)
dikatakan bahwa pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan
melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki
dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang
direncanakan.
Admosudirdjo (dalam Febriani,
2005:11) mengatakan bahwa pada pokoknya pengawasan adalah keseluruhan daripada
kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah
dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma, standar atau rencana-rencana yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Siagian (1990:107) menyebutkan bahwa
yang dimaksud dengan pengawasan adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan
seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang
sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya.
Kesimpulannya, pengwasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan,merancang system informasi umpan balik,membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
Kesimpulannya, pengwasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan,merancang system informasi umpan balik,membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
B. Tipe-Tipe Pengawasan
Donnelly, et al. (dalam Zuhad,
1996:302) mengelompokkan pengawasan menjadi 3 Tipe pengawasan yaitu :
1.
Pengawasan Pendahuluan (preliminary control).
Pengawasan yang terjadi sebelum
kerja dilakukan. Pengawasan Pendahuluan menghilangkan penyimpangan penting pada
kerja yang diinginkan yang dihasilkan sebelum penyimpangan tersebut terjadi.
Pengawasan Pendahuluan mencakup semua upaya manajerial guna memperbesar
kemungkinan bahwa hasil-hasil aktual akan berdekatan hasilnya dibandingkan
dengan hasil-hasil yang direncanakan.
Memusatkan perhatian pada masalah
mencegah timbulnya deviasi-deviasi pada kualitas serta kuantitas sumber-sumber
daya yang digunakan pada organisasi-organisasi. Sumber-sumber daya ini harus
memenuhi syarat-syarat pekerjaan yang ditetapkan oleh struktur organisasi yang
bersangkutan.
Dengan ini, manajemen menciptakan
kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang ditujukan
pada hilangnya perilaku yang menyebabkan hasil kerja yang tidak diinginkan di
masa depan. Dipandang dari sudut prespektif demikian, maka
kebijaksanaan-¬kebijaksanaan merupakan pedoman-pedoman yang baik untuk tindakan
masa mendatang.
Pengawasan pendahuluan meliputi;
Pengawasan pendahuluan sumber daya manusia, Pengawasan pendahuluan bahan-bahan,
Pengawasan pendahuluan modal dan Pengawasan pendahuluan sumber-sumber daya
financial.
2.
Pengawasan pada saat kerja
berlangsung (cocurrent control)
Pengawasan yang terjadi ketika
pekerjaan dilaksanakan. Memonitor pekerjaan yang berlangsung guna memastikan
bahwa sasaran-sasaran telah dicapai. Concurrent control terutama terdiri dari
tindakan-tindakan para supervisor yang mengarahkan pekerjaan para bawahan mereka.
Direction berhubungan dengan
tindakan-tindakan para manajer sewaktu mereka berupaya untuk :
·
Mengajarkan
para bawahan mereka bagaimana cara penerapan metode¬-metode serta
prosedur-prsedur yang tepat.
·
Mengawasi
pekerjaan mereka agar pekerjaan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
3.
Pengawasan Feed Back (feed back control)
Pengawasan Feed Back yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah
dilaksakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai
dengan standar.
Pengawasan yang dipusatkan pada
kinerja organisasional dimasa lalu. Tindakan korektif ditujukan ke arah proses
pembelian sumber daya atau operasi-operasi aktual. Sifat kas dari metode-metode
pengawasan feed back (umpan balik)
adalah bahwa dipusatkan perhatian pada hasil-hasil historikal, sebagai landasan
untuk mengoreksi tindakan-tindakan masa mendatang.
Adapun sejumlah metode pengawasan feed back yang banyak dilakukan oleh
dunia bisnis yaitu:
· Analysis
Laporan Keuangan (Financial Statement
Analysis)
Analisis Biaya Standar (Standard Cost Analysis)
Analisis Biaya Standar (Standard Cost Analysis)
· Pengawasan
Kualitas (Quality Control)
· Evaluasi
Hasil Pekerjaan Pekerja (Employee
Performance Evaluation)
C. Tahap-Tahap Proses Pengawasan
Tahap
Proses Pengawasan :
1.
Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan
target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan
keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu :
a. Standar phisik
b. Standar moneter
c. Standar waktu
2. Tahap
Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan
sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.
3. Tahap
Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa
proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan, laporan,
metode, pengujian, dan sampel.
4.
Tahap Pembandingan Pelaksanaan
dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan
untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa
bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai
manajer.
5.
Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila
diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan
dalam pelaksanaan.
Menurut
Kadarman (2001, hal. 161) langkah-langkah proses pengawasan yaitu:
a.
Menetapkan Standar
Karena
perencanaan merupakan tolak ukur untuk merancang pengawasan, maka secara logis
hal irri berarti bahwa langkah pertama dalam proses pengawasan adalah menyusun
rencana. Perencanaan yang dimaksud disini adalah menentukan standar.
b.
Mengukur Kinerja
Langkah
kedua dalam pengawasan adalah mengukur atau mengevaluasi kinerja yang dicapai
terhadap standar yang telah ditentukan.
c.
Memperbaiki Penyimpangan
Proses
pengawasan tidak lengkap jika tidak ada tindakan perbaikan terhadap
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Menurut G. R. Terry dalam Sukama
(1992, hal. 116) proses pengawasan terbagi atas 4 tahapan, yaitu:
1. Menentukan
standar atau dasar bagi pengawasan.
2. Mengukur pelaksanaan
3. Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan
temukanlah perbedaan jika ada.
4.
Memperbaiki penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat.
Dari pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa proses pengawasan dilakukan berdasarkan beberapa tahapan yang
harus dilakukan.
•
Menetapkan
standar pelaksanaan (perencanaan) sehingga dalam melakukan pengawasan manajer
mempunyai standard yang jelas.
•
Penentuan
pengukuran pelaksanaan kegiatan mengukur kinerja pegawai, sejauh mana pegawai
dapat menerapkan perencanaan yang telah dibuat atau ditetapkan perusahaan
sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya secara optimal.
•
Pembandingan
pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisa penyimpangan-penyimpangan
•
Pengambilan
tindakan koreksi melakukan perbaikan jika ditemukan penyimpangan¬-penyimpangan
yang terjadi.
D. Pentingnya Pengawasan
Suatu prganisasi akan berjalan terus
dan semakin komplek dari waktu ke waktu, banyaknya orang yang berbuat kesalahan
dan guna mengevaluasi atas hasil kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang
membuat fungsi pengawasan semakin penting dalam setiap organisasi. Tanpa adanya
pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan,
baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya.
Ada beberapa alasan mengapa pengawasan itu penting,
diantaranya
a.
Perubahan lingkungan organisasi
Berbagai perubahan lingkungan
organisasi terjadi terus-menerus dan tak dapat dihindari, seperti munculnya inovasi
produk dan pesaing baru, diketemukannya bahan baku baru dsb. Melalui fungsi
pengawasannya manajer mendeteksi perubahan yang berpengaruh pada barang dan
jasa organisasi sehingga mampu menghadapi tantangan atau memanfaatkan
kesempatan yang diciptakan perubahan yang terjadi.
b. Peningkatan kompleksitas organisasi
Semakin
besar organisasi, makin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-hati.
Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin kualitas dan profitabilitas
tetap terjaga. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih
efisien dan efektif.
c. Meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahan
Bila para
bawahan tidak membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana melakukan
fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat
kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan tersebut
sebelum menjadi kritis.
d. Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenang
Bila
manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab atasan itu
sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menen-tukan apakah
bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan mengimplementasikan sistem
penga-wasan.
E. Perancangan Proses Pengawasan
Wiliam H. Newman menetapkan
prosedure sistem pengawasan dimana dikemukakan 5 jenis pendekatan, yaitu:
1)
Merumuskan
hasil yang di inginkan yang dihubungkan dengan individu yang melaksanakan.
2)
Menetapkan
penunjuk hasil dengan tujuan untuk mengatasi dan memperbaiki penyimpangan
sebelum kegiatan diselesaikan, yaitu dengan:
• Pengukuran
input
• Hasil
pada tahap awal
• Gejala
yang dihadapi
• Kondisi
perubahan yang diasumsikan
3) Menetapkan standar penunjuk dan hasil
dihubungkan dengan kondisi yang dihadapi.
4) Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik
dimana komunikasi pengawasan didasarkan pada prinsip manajemen by excetion
yaitu atasan diberi informasi bila terjadi penyimpangan pada standar.
5) Menilai informasi dan mengambil tindakan
koreksi
Berdasarkan uraian di atas, maka
dapat diambil satu kesimpulan bahwa proses pengawasan merupakan hal penting
dalam menjalankan kegiatan organisasi, oleh karena itu setiap pimpinan harus
dapat menjalankan fungsi pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen.
Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan organisasi akan memberikan implikasi terhadap pelaksanaan rencana, sehingga pelaksanaan rencana akan baik jika pengawasan dilakukan secara baik, dan tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah proses pengawasan dilakukan. Dengan demikian peranan pengawasan sangat menentukan baik buruknya pelaksanaan suatu rencana.
Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan organisasi akan memberikan implikasi terhadap pelaksanaan rencana, sehingga pelaksanaan rencana akan baik jika pengawasan dilakukan secara baik, dan tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah proses pengawasan dilakukan. Dengan demikian peranan pengawasan sangat menentukan baik buruknya pelaksanaan suatu rencana.
Mengenai pentingnya pelaksanaan
pengawasan untuk mensukseskan rencana, Winardi (2000:172) mengungkapkan bahwa:
“pengawasan berarti membuat sesuatu terjadi, sesuai dengan apa yang menurut
rencana akan terjadi. Perencanaan dan pengawasan boleh dikatakan tidak dapat
kita pisahkan satu sama lain, dan mereka ibarat: kembar siam dalam bidang
manajemen”.
F. Bidang-bidang Pengawasan Strategik
Bidang strategik yang dapat membuat
organisasi secara keseluruhan mencapai sukses yaitu :
• Transaksi
Keuangan
o Analisis Laporan Keuangan (Financial
Statement Analysis)
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
o Manajemen Kas (Cash Management)
o Pengelolaan Biaya (Cost Control)
•
Hubungan
Manajer dan Bawahan
Hubungan
antara manager dan bawahan juga harus baik dan terjaga. Sebisa mungkin ada
hubungan 2 arah antara manager dan bawahan, bukan hubungan searah dimana
manager terus-terusan memberi perintah kepada bawahan tanpa mau mendengar
keluhan dan perasaan bawahannya. Bila ada hubungan harmonis seperti keluarga
dalam suatu perusahaan maka akan tercipta team kerja yang solid dan kuat dalam
menjalankan perusahaan.
G. Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan
Pemantauan dan pengawasan pembangunan pada
dasarnya merupakan rangkaian kegiatan yang memiliki obyek yang sama, yakni mengikuti
perkembangan pelaksanaan pembangunan agar senantiasa sesuai dengan rencana.
Dalam banyak literatur, kedua kegiatan itu tidak dipisahkan. Tapi dalam
pembahasan ini dilakukan pemisahan untuk menunjukkan adanya \ dua
kegiatan yang serupa tetapi tidak harus selalu sama, atau masing-masing
dilakukan oleh lembaga atau unit organisasi yang berbeda. Menurut Steiss
(1982), salah satu fungsi pengawasan adalah meningkatkan kebertanggungjawaban (accountability)
dan keterbukaan (transparancy) sektor publik.
Pengawasan pada dasarnya berfungsi menekankan
langkah-langkah pembenahan atau koreksi (corrective actions) jika
dalam suatu kegiatan terjadi kesalahan atau perbedaan dari tujuan atau sasaran
yang telah ditetapkan (Fayol, 1949; Jerome, 1961; Koonts dan O’Donnell, 1968).
Langkah-langkah pembenahan dari fungsi pengawasan
sering kali lebih dititik beratkan pada penanganan
sumber-sumber dana (financial resources) agar
sesuai dengan peraturan yang berlaku dan untuk lebih meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kegiatan secara menyeluruh (Anthony, 1965). Mockler (1972) menyatakan bahwa langkah-langkah pengawasan seyogyanya lebih ditekankan pada hal-hal yang positif dan bersifat pencegahan.
Untuk itu pengawasan
memerlukan suatu standar kinerja atau indikator
yang dapat digunakan sebagai pembanding atau referensi
dari kinerja aktualnya. Penentuan standar kinerja bagi
pengawasan ini membutuhkan masukan dan peran serta
para pelaksana di lapangan sehingga dapat dihasilkan suatu
standar yang realistik dan akurat. Dengan dasar argumen
yang sama, Literer (1973) juga menyarankan penggunaan
standar kinerja sebagai kerangka acuan (frame of
reference) kegiatan. Pelaksanaan
pembangunan pada hakikatnya melibatkan tiga
faktor, yaitu :
1.
Manusia
dengan beragam perilakunya
2.
Faktor
dana yang tergantung pada kemampuan keuangan
Negara.
3.
Faktor
alam yang sulit diramalkan.
Oleh karena itu penyimpangan-penyimpangan dalam melaksanakan pembangunan mungkin saja dapat terjadi. Dalam hal ini
pengawasan perlu dilakukan sehingga penyimpangan
secara lebih dini dapat segera diketahui, guna menghindari kerugian yang lebih
besar. Keberhasilan sebuah rencana biasa diukur menurut tingkat penyimpangan
antara yang telah direncanakan dan apa yang dicapai, baik dari sudut pencapaian
sasaran, waktu, manfaat, maupun aturannya.
Pengawasan pelaksanaan pembangunan pada dasarnya merupakan
rangkaian kegiatan untuk mengikuti perkembangan pelaksanaan pembangunan dan
menindaklanjuti agar kegiatan pembangunan senantiasa sesuai dengan rencana yang
ditetapkan. Dalam pengertian ini pengawasan termasuk pula mengarahkan dan
mengkoordinasikan antar kegiatan dalam pelaksanaan proyek-proyek agar
pemborosan dan penyelewengan dapat dicegah. Dengan demikian, kegiatan
pengawasan harus bersifat obyektif, serta dapat mengungkapkan fakta-fakta
tentang pelaksanaan suatu pekerjaan. Sifat obyektif ini meliputi unsur teknis
dan administratif. Obyektif secara teknis misalnya, apakah pekerjaan bangunan
beton telah mengikuti spesifikasi teknis dan prosedur pekerjaan yang telah
ditentukan; sedangkan obyektif secara administrative misalnya, apakah suatu
pekerjaan telah mengikuti prosedur administratif yang baik dan benar sesuai
peraturan yang berlaku.
Pengawasan bukan merupakan suatu tujuan, melainkan sarana
untuk meningkatkan efisiensi dalam melaksanakan kegiatan. Di dalamnya termasuk
unsur pencegahan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi. Oleh
karena itu, kegiatan pengawasan tidak hanya dilakukan dalam tahap pelaksanaan.
Artinya aspek pengawasan telah masuk selagi proyek-proyek pembangunan masih
dalam tahap perencanaan. Kegiatan pengawasan bukan semata-mata mencari siapa
yang bersalah, tetapi apa yang salah dan mengapa kesalahan itu terjadi.
Sehingga dalam kegiatan pengawasan ada unsur membimbing dan mendidik terhadap
pelaksana pembangunan untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalismenya.
Pengawasan merupakan unsur yang pokok bagi setiap manajemen, termasuk manajemen
pembangunan. Dalam sistem administrasi negara, pengawasan ada hirarkinya,sesuai
dengan tingkatan dan ruang lingkupnya.
Pengawasan bersifat berjenjang dan dapat dilakukan sebagai
bagian dari kegiatan yang organik dari dalam dan dari luar. Oleh karena itu,
dikenal adanya pengawasan internal dan eksternal. Johnson, Kast, dan Rosenzweig
(1973) membagi sistem pengawasan ke dalam: (1) pengawasan organisasional dan
(2) pengawasan operasional. Pengawasan organisasional adalah sistem pengawasan
umum yang menilai kinerja keseluruhan dari suatu kegiatan di dalam organisasi.
Standar pengukuran yang lazim digunakan bagi pengawasan jenis ini adalah
pengukuran efektivitas (measurement of effectiveness) dari kegiatan
tersebut.
Dari hasil pengukuran effektivitas tersebut, umpan balik
yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengevaluasi tujuan dan sasaran, merumuskan
perencanaan tahap berikutnya, serta memperbaiki petunjuk pelaksanaan kegiatan (standard
operating procedures). Sedangkan pengawasan operasional adalah system
pengawasan yang digunakan untuk mengukur kinerja harian suatu kegiatan dan
memberikan langkah-langkah koreksi langsung (immediate corrective actions).
Johnson, Kast, dan Rosenzweig (1973) juga menguraikan fungsi
pengawasan dengan mengidentifikasikan empat unsur pokok pengawasan. Unsur-unsur
tersebut meliputi :
(1) Penentuan standar kinerja
(2) Perumusan instrumen pengawasan yang
dapat dipergunakan dalam mengukur kinerja suatu kegiatan
(3) Pembandingan hasil aktual dengan
kinerja yang diharapkan.
(4) Pengambilan langkah-langkah
pembenahan atau koreksi.
Dalam konsep pengawasan ada unsur yang mengawasi dan
diawasi. Di sini, selain kriteria pelaksanaan \ (proyek) pembangunan yang
ditetapkan dalam rancangannya (project design), terlihat pula segi
penegakan norma-norma etika. Misalnya, sasaran tidak tercapai apakah
karena keadaan yang berubah dari semula, karena kelalaian pelaksanaan atau ada
unsur kesengajaan untuk keuntungan pelakunya.
Pengawasan dengan demikian
mengandung makna penegakan hukum dan disiplin.
Pengawasan dapat menghasilkan keputusan untuk melakukan
koreksi dan perbaikan dalam penyelenggaraan pembangunan,
dan dapat pula menghasilkan sanksi sesuai hukum yang berlaku. Fungsi pengawasan
tidak berdiri sendiri. Kast dan Rosenzweig (1979), Albanese (1975), dan Gannon
(1977) menekankan pentingnya hubungan perencanaan dan pengawasan. Perencanaan
memberikan kerangka acuan bagi proses pengawasan, dan hasil dari pengawasan
seperti juga pemantauan merupakan umpan balik bagi proses perencanaan dan
pelaksanaan pada tahap berikutnya.
Karakteristik perencanaan juga mempengaruhi
proses pengawasan. Perencanaan tentang suatu permasalahan yang kompleks dan
bersifat multisektoral, misalnya, memiliki lebih banyak stakeholders. Sehingga
sistem pengawasan yang dibutuhkan, selain dapat mengawasi kegiatan-kegiatan
yang lazim dilakukan dalam suatu kegiatan, juga dapat membantu melancarkan
koordinasi antarsektor. Demikian pula perencanaan jangka panjang membutuhkan
aplikasi pengawasan yang berbeda dengan perencanaan jangka menengah dan jangka
pendek. Suatu pengawasan yang efektif membutuhkan tidak saja norma-norma etika
tetapi juga sistem informasi yang memadai. Kebutuhan informasi menjadi sangat
penting artinya untuk menilai situasi dan kondisi yang melingkupi suatu isu dan
mengevaluasi alternatif langkahlangkah selanjutnya.
Dari pembahasan diatas bahwa fungsi
pengawasan termasuk fungsi yang sangat penting, karena tindakan pengawasan
sangat membantu mengurangi penyimpangan dan pemborosan yang dilakukan pegawai
dalam organisasi sertas berusaha untuk mencari jalan pemecahannya.
Menurut Winardi (2000 : 589) fungsi pengawasan adalah sebagai berikut: Fungsi pengawasan mencakup tindakan mengimplementasikan metode-metode yang menjawab 3 (tiga) buah pertanyaan dasar yaitu :
Menurut Winardi (2000 : 589) fungsi pengawasan adalah sebagai berikut: Fungsi pengawasan mencakup tindakan mengimplementasikan metode-metode yang menjawab 3 (tiga) buah pertanyaan dasar yaitu :
1. Apakah hasil yang
direncanakan dan yang diekspektasikan ?
2. Dengan alat-alat
apakah hasil aktual dapat dibandingkan dengan hasil yang diekspektasikan ?
3. Tindakan-tindakan korektif apakah diperlukan dari orang
yang diberi kekuasaan untuk itu ?
Perencanaan dan pengawasan adalah kegiatan yang saling
berkaitan, dengan rencana menyediakan kerangka kerja untuk tahap pengawasan
manajerial itu. Maka indikator yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah
berdasarkan (Winardi, 2000:589), bahwa dalam pengawasan diperlukan supervisi,
monitoring dan evaluasi. yang pada intinya pengawasan adalah bagian dari
manajemen dimana manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengerahan dan pengawasan usaha-usaha organisasi dan penggunaan sumber
daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan, seperti diutarakan oleh Stoner (dalam Handoko,1999 : 8).
DAFTAR PUSTAKA
Ginandjar.
Administrasi Pembangunan Perkembangan
Pemikiran dan Praktiknya di Indonesia. Jakarta : LP3ES.
Sumbr
Media :
http://www.google.com. Search. Fungsi Pengawasan
Administrasi Pembangunan. Diunduh pada tanggal 15 November 2010 pada jam 13.25
Wita.
http:\\www.anakciremai.com/makalah-manajemen-tentang-dasar-dan.html
http:\\www.elearning.gunadarma.ac.id//bab7_dasar_dan_teknik_pengawasan\
http:\\www.juwita.staff.gunadarma.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar