BAB I
PENDAHULUANA. Latar belakang
Kata
“ Administrasi ” berasal dari bahasa latin yang terdiri dari atas kata
ad dan ministate, kata ad mempunyai art “KE” atau “KEPADA”, dan
ministate yang berarti melayani, membantu atau mengarahkan, jadi kata
“Administrasi dapat disatukan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk
membantu, melayani, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan didalam
mencapai suatu tujuan.
Perkembangan
ilmu administrasi yang mulanya bergerak didalam dunia industri
perusahaan, kemudian menjalar kedalam pemerintahan atau Negara, shingga
kini kita mengenal adanya administrasi pada umumnya.
“Pendidikan”
adalah usaha sadar atau suatu aktifitas untuk mengembangkan seluruh
aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup dengan kata lain
pendidikan tidak hanya berlangsung dalam kelas tetapi pada diluar kelas,
pendidikan bukan bersifat formal saja tetapi mencakup pula non formal.
B. Rumusan masalah
1. Apa sajakah yang menjadi ruang lingkup administrasi pendidikan disekolah ?
2. Menyebutkan ruang lingkup administrasi pendidikan berdasarkan substansinya ?
3. Apa sajakah yang menjadi administrasi personal disekolah ?
4. Menyebutkan hal-hal yang menjadi perlengkapan administrasi pendidikan disekolah ?
C. Tujuan
Untuk
mengetahui ruang lingkup administrasi pendidikan agar semua kegiatan
yang berada dalam lingkungan pendidikan mampu mencapai tujuan yang lebih
efektif dan efesien serta menjunjung tinggi nilai-nilai yang berada
dalam kegiatan pengadministrasian pendidikan nasional
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ruang lingkup administrasi pendidika disekolah
Sekolah
merupakan subsistem pendidikan nasional dengan langkah-langkah seacara
bertahap harus dilalui oleh berbagai kgiatan pendidikan dan pengajaran
sesuai dengan urutan yang telah disusun secara sistematis, anak
melakukan kegiatan itu fase demi fase.
Tujuan
dari administrasi pendidikan adalah agar semua kegiatan itu mendukung
tercapainya tujaun pendidikan atau dengan kata lain administrasi
digunakan didalam dunia pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai.
Disamping itu, sesuai dengan yang digariskan dalam GBHN tujuan
pendidikan nasional adalah meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti,
memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat
menumbuhkan manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri
serta sama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Bidang garapan admnistarsi pendidikan sebagai berikut :
a. Administarsi tata laksana sekolah yaitu :
- Organisasi dan struktur pegawai tata usaha
- Anggaran belanja keuangan disekolah
- Masalah kepegawaian dan kesejahteraan personal
- Masalah perlengkapan dan perbekalan
- Keuangan dan pembukuannya
- Korespondensi surat menyurat
b. Administrasi personal guru dan pegawai sekolah yaitu :
- pengangkatan dan penempatan tenaga guru
- organisasi personal guru
- rencana orietasi bagi tenaga guru yang sama
- inservice training dan up-grading guru-guru
c. Admnistrasi murid meliputi :
- Organisasi dan pengumpulan murid
- Masalah kesehatan dan kesajahteraan murid
- Bimbinagn dan penyuluhan bagi murid
- Penilaian dan pengukuran kemajuan murid
d. Supervisi pengajaran meliputi :
- Usaha
membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan pegawai tata usaha
dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.
- Usaha mengembangkan, menacari dan menggunakan metode-metode baru dalam mengajar dan belajar lebih baik.
- Mengusahakan dan mengembangkan kerjasama yang baik antara guru, murid dan pegawai tata sekolah.
- Usaha mempertinggi mutu dan pengalaman guru-guru (inservice-training and up-grading)
B. Ruang lingkup administarsi pendidikan berdasarkan substansinya
Berdasarkan
substansinya, administrasi pendidikan menurut Sutisna (1989 :36) dapat
ditinjau dari dua pendekatan yaitu pendekatan tugas dan pendekatan
proses, fokus pendekatan tugas dan administrasi pendidikan menjawab
pertanyaan apa yag harus dikerjakan oleh admnistratur, studi yang
dilakukan oleh Universitas OHIO, sebagaimana dilaporkan Ramseyer, et, al
(1955) dalam Sutisna (1989=36-37) berhasil mengidentifikasi 9 kegiatan
administratur yaitu ;
1) Menentukan tujuan-tujuan
2) Membuat kebijaksanaan
3) Menentukan peranan-peranan
4) Mengkoordinasikan fungsi-fungsi administratif
5) Menaksir efektivitas
6) Bekerja dengan kemampuan masyarakat untuk meningkatkan perbaikan dalam pendidikan
7) Menggunakan sumber-sumber pendidikan dari masyarakat
Melibatkan orang-orang
9) Melakukan komunikasi
C. Administrasi personal disekolah
Didalam
berlangsungnya kegaiatan sekolah maka unsur manusia merupakan unsur
penting karena kelancaran jalannya pelaksanaan program sekolah sangat
ditentukan oleh manusia-manusia yang menjalakannnya.
Mengenai
personal disekolah harus ada kelengkapan dan modernya fasilitas yang
berupa gedung, perlengkapan, alat-alat kerja, metode-metode kerja, dan
dukungan masyarakat akan tetapi apabila manusia-manusia yang bertugas
menjalankan program sekolah yang kurang berpartisipasi, maka sulitlah
untuk mencapai tujuan pendidikan yang dikemukakan.
Administrasi
personal sekolah diantaranya kepala sekolah, guru, tata usaha. Semua
karyawan termasuk penjaga sekolah untuk dapat bekerja secara baik,
antara petugas satu denn petugas lainnya tidak overlap (maka perlu
dijadikan kegiatan penataan untuk bidang kepegawaian).
Administrasi personal sekolah yaitu :
1. Daftar
personal, disini memuat identitas atau keterangan lengkap tentang diri
pegawai atau karyawan, keterangan tersebut meliputi nama lengkap dan
identitas pribadi yang lain.
2. Buku ekspedisi yang berguna untuk membuktikan bahwa suatu surat yang dikirim sudah sampai pada alamatnya.
3. Buku
pengumuman dimaksudkan untuk media pertumpaian pemberitahuan yang
terutama ditujukan kepada para guru informasi ini datangnya demim kepala
sekolah, diantaranya mengenai masalah pembinaan sekolah.
4. Pemeliharaan
gedung (bangunan sekoalah) dan juga prasarana pendidikan itu merupakan
tanggung jawab kepala sekolah, dalam pelaksanaan kepala sekolah dapat
menpercayakan kepada karyawan yang ditunjuk untuk memelihara agar
bengunan sekolah tersebut terjaga dengan bersih dan terawat bersih.
Sarana pendidikan ditinjau dari segi fungsinya terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar dibedakan menjadi 3 :
1. Bangunan dan perabot sekolah
2. Alat pelajaran yang terdiri , pembukuan dan alat-alat peraga dan laboraturium
3. Media
pengajaran atau pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audiovisual
yang menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunakan alat
penampil
Pada garis besarya administrasi sarana dan prasarana meliputi 6 hal yaitu :
a. Penentuan kebutuhan apa-apa yang harus diperlukan
b. Proses pengadaan apa-apa yang diperlukan dan diadakan apa yang sesuai dengan kebutuhan.
c. Pencatatan atau pengurusan apa yang menjadi kebutuhan/kendala harus melalui bendahara.
d. Pertanyaan jawaban setiap tahunnya harus ada kontabilitas
e. Hubungan
antara peralatan dan perlengkapan pengajaran dengan program pengajaran
jenis peralatan dan pelengkapan pengajaran disediakan disekolah dan
cara-cara pengadministrasiaannya mempumyai pengaruh besar terhadap
program belajar mengajar, persediaan yang tidak memadai dan menghambat
proses belajar dan mengajar demikian pula administrasinya yang jelek
akan mengurangi kegunaan alat-alat dan perlengkpan tersebut.
f. Tanggung
jawab kepala sekolah dan katanya dengan pengurusan dan prosedur – salah
tugas utama kepala sekolah dalam administrasi sarana pengajaran ialah
bersama-sama dengan staf menyusun daftar kebutuhan mereka akan alat-alat
sarana tersebut dan mempersiapkan perkiraan tahunan untuk diusahakan
penyediannya kemudian menyimpang dan memelihara serta mendistribusikan
kepad guru-guru yang bersangkutan dan menginvestasikan alat-alat atau
sarana tersebut pada akhir tahun pelajaran.
D. Administrasi pendidikan gedung dan perlengkapan disekolah
Mungkin
banyak para kepala sekolah yang tidak mempunyai keputusan untuk ikut
serta dalam perencanaan bangunan sekolah, sedangkan sebagai
administratur yang bertanggung jawab akan disekolahnya. Kepala sekolah
mempunyai peranan penting tersendiri dalam panitia perencanaan bangunan
sekolah danperlengkapannya. Dalam menghadapi tugas ini disarankan
menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1. Masalah dasar-dasar pengajaran dan penentuan jenis program pengajaran dan perencanaan fasilitas bangunannya
2. Membentuk panitia untuk mempelajari kebutuhan-kebutuhan khusus yang berkaitan denagan bangunan dan perlengkapan yang diusulkan
3. Mengatur kunjungan sekolah-sekolah yang dipergunakan sbagai model atau contoh
4. Mempelajari gambar contoh bangunan sekolah dan pemeliharaan bangunan sekolah dan perlengkapannya.
Ada beberapa aspek yang berkaitan dengan perencanaan dan pemeliharaan bangunan sekolah dan perlengkapannya,
a. Perluasan bangunan yang sudah ada
Pada
bangunan sekolah yang sudah ada seringkali diperlukan tambahan-tambahan
bangunan dan perlengkapannya, dalam masa kerjanya kepala sekolah tentu
pernah masalah seperti diatas, apabila tuntutan berasal dari
perkembangan pendidikan semakin cepat mendesak baik yang sertalian
dengan kualitas maupun kuantitas, keadaan pekerjaan akan menentukan
lamanya waktu dan besarnya tenaga yang dibutuhkan untuk mem pelajari
kebutuhan dan mengidentifikasikan dengan tepat.
b. Rehabilitasi
Dengan
melakukan survey terhadap bangunan dan perlengkapan sudah ada dan
mencatat serta terperinci perbaikan-perbaikan yang diperlukan kepala
sekolah dan stafnya dapat mengusulkan perbaikan untuk kepentingan
efektifitas pelaksanaan programa sekolah.
c. Meningkatkan mutu keindahan ruang belajar
Ada
kecenrungan untuk mengecat ruangan belajar dengan warna menurut
kesukaan dan pilihan warna masing-masing namun ada beberapa prinsip yang
telah lam diakui dan dianjurkan para ahli fani dan dekorasi
reaksi-reaksi psikologi terhadap warna-warna tertentu harus diperhatikan
dalam mengecat ruang belajar.
d. Tanggung jawab keberesan sekolah
Kepala
sekolah dan guru hendaknya selalu menyadari bahwa murid-murid bantah
belajar dari lingkungan sekolah. Keadaan sekolah yang berantakan dan
tidak teratur ventilasi yang kuranh memadai akan memberikan pengaruh
jelek kepada murid-murid ditujukan dari segi pendidikan dan
perkembangannya.
e. Memperhatikan kondisi situasi (sikon)
Ditinjau
dari segi kebutuhan akan kesehatan pada murid-murid dan seluruh anggota
staf disekolah. Maslah situasi harus mendapat perhtian pertama, salah
satu kegiatan utama program kesehatan sekolah ialah menciptakan
lingkungan kehidupan sekolah yang sehat.
f. Mengatur dan memelihara ruang belajar
Kepala
sekolah hendaknya melakukan observasi yang teratur dan kontinu terhadap
kondisi cahaya diruang belajar dan segara mengadakan perbaikan bilamana
terdapat kekurangan. Kekurangan, disamping itu ruang belajar harus
diperbaharui catnya.
g. Pemeliharaan halaman dan tempat bermain
Kegiatan
reaksi disekolah selama ini mempunyai pernan pnting dalam program
pengajaran, menggunakan tempat dan fasilitas saja untuk keperluan itu
belum memadai, tempat bermain harus dipelihara, diratakan serta
disesuaikan denganberbagai permainan dan kegiatan yang dilakukan
murid-murid.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ruang
lingkup administrasi pendidikan disekolah berperan penting dalam
mewujudkan suatu arah dan landasan etis yang diperoleh dari kemampuan
klimaks suatu staf / instansi dalam menghadapi pengadministrasian yang
menjunjung nilai-nilai daripada kegiatan kerjasama yamg dilakukan oleh
sejumlah orang untuk mengarahkan, melayani secara sistematis dan
universal dalam mencapai tujuan yang efektif dan fesien terutama dalam
administrasi pendidikan dilingkungan sekolah yang mengarah kedepannya
untuk mencapai yang terbaik dan dapat diterima oleh masyarakat luas.
B. Saran
Untuk
mewujudkan administrasi pendidikan disekolah diperlukan kerjasama tiap
golongan maupun masyarakat dan didukung pula oleh perwujudan sejumlah
pihak yang terlibat didalamnya, maka dari itu makalah ini hadir bukan
tanpa cela, maka dari itu pembuat dari makalah ini menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya harapkan
adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbikan dan
kesempurnaan dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
- Engkoswara.
(1987). Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta : Depdikbual
Diljen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
- Handayaningrat. Soewarno, (1998). Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen. Jakarta : CV Haji Masagung.
- Daryanto. M. (19980. Administrasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
- Donmoyer.
R, Imber, M. Seheurich. JJ (1995). The Knowledge base in education
administration multiple perspectrues. New Pendidikan. Jakarta :
Depdikbual Diljen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan.
- Handayaningrat. Soewarno, (1998). Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen. Jakarta : CV Haji Masagung.
- Daryanto. M. (19980. Administrasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
- Donmoyer.
R, Imber, M. Seheurich. JJ (1995). The Knowledge base in education
administration multiple perspectrues. New ok : STATE University Of New
York Press, Albany.
empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru
Kamis, 10 Januari 2013
Pengertian, tujuan dan fungsi administrasi pendidikan
BAB I
PENDAHULUANA.
Latar belakang
Kata “ Administrasi ” berasal dari bahasa latin yang terdiri dari atas kata ad dan ministate, kata ad mempunyai art “KE” atau “KEPADA”, dan ministate yang berarti melayani, membantu atau mengarahkan, jadi kata “Administrasi dapat disatukan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan didalam mencapai suatu tujuan.
Perkembangan ilmu administrasi yang mulanya bergerak didalam dunia industri perusahaan, kemudian menjalar kedalam pemerintahan atau Negara, shingga kini kita mengenal adanya administrasi pada umumnya.
“Pendidikan” adalah usaha sadar atau suatu aktifitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup dengan kata lain pendidikan tidak hanya berlangsung dalam kelas tetapi pada diluar kelas, pendidikan bukan bersifat formal saja tetapi mencakup pula non formal.
B. Rumusan masalah
1. Apa sajakah yang menjadi ruang lingkup administrasi pendidikan disekolah ?
2. Menyebutkan ruang lingkup administrasi pendidikan berdasarkan substansinya ?
3. Apa sajakah yang menjadi administrasi personal disekolah ?
4. Menyebutkan hal-hal yang menjadi perlengkapan administrasi pendidikan disekolah ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui ruang lingkup administrasi pendidikan agar semua kegiatan yang berada dalam lingkungan pendidikan mampu mencapai tujuan yang lebih efektif dan efesien serta menjunjung tinggi nilai-nilai yang berada dalam kegiatan pengadministrasian pendidikan nasional
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ruang lingkup administrasi pendidika disekolah
Sekolah merupakan subsistem pendidikan nasional dengan langkah-langkah seacara bertahap harus dilalui oleh berbagai kgiatan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan urutan yang telah disusun secara sistematis, anak melakukan kegiatan itu fase demi fase.
Tujuan dari administrasi pendidikan adalah agar semua kegiatan itu mendukung tercapainya tujaun pendidikan atau dengan kata lain administrasi digunakan didalam dunia pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai. Disamping itu, sesuai dengan yang digariskan dalam GBHN tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta sama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Bidang garapan admnistarsi pendidikan sebagai berikut :
a. Administarsi tata laksana sekolah yaitu :
- Organisasi dan struktur pegawai tata usaha
- Anggaran belanja keuangan disekolah
- Masalah kepegawaian dan kesejahteraan personal
- Masalah perlengkapan dan perbekalan
- Keuangan dan pembukuannya
- Korespondensi surat menyurat
b. Administrasi personal guru dan pegawai sekolah yaitu :
- pengangkatan dan penempatan tenaga guru
- organisasi personal guru
- rencana orietasi bagi tenaga guru yang sama
- inservice training dan up-grading guru-guru
c. Admnistrasi murid meliputi :
- Organisasi dan pengumpulan murid
- Masalah kesehatan dan kesajahteraan murid
- Bimbinagn dan penyuluhan bagi murid
- Penilaian dan pengukuran kemajuan murid
d. Supervisi pengajaran meliputi :
- Usaha membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan pegawai tata usaha dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.
- Usaha mengembangkan, menacari dan menggunakan metode-metode baru dalam mengajar dan belajar lebih baik.
- Mengusahakan dan mengembangkan kerjasama yang baik antara guru, murid dan pegawai tata sekolah.
- Usaha mempertinggi mutu dan pengalaman guru-guru (inservice-training and up-grading)
B. Ruang lingkup administarsi pendidikan berdasarkan substansinya
Berdasarkan substansinya, administrasi pendidikan menurut Sutisna (1989 :36) dapat ditinjau dari dua pendekatan yaitu pendekatan tugas dan pendekatan proses, fokus pendekatan tugas dan administrasi pendidikan menjawab pertanyaan apa yag harus dikerjakan oleh admnistratur, studi yang dilakukan oleh Universitas OHIO, sebagaimana dilaporkan Ramseyer, et, al (1955) dalam Sutisna (1989=36-37) berhasil mengidentifikasi 9 kegiatan administratur yaitu ;
1) Menentukan tujuan-tujuan
2) Membuat kebijaksanaan
3) Menentukan peranan-peranan
4) Mengkoordinasikan fungsi-fungsi administratif
5) Menaksir efektivitas
6) Bekerja dengan kemampuan masyarakat untuk meningkatkan perbaikan dalam pendidikan
7) Menggunakan sumber-sumber pendidikan dari masyarakat
Melibatkan orang-orang
9) Melakukan komunikasi
C. Administrasi personal disekolah
Didalam berlangsungnya kegaiatan sekolah maka unsur manusia merupakan unsur penting karena kelancaran jalannya pelaksanaan program sekolah sangat ditentukan oleh manusia-manusia yang menjalakannnya.
Mengenai personal disekolah harus ada kelengkapan dan modernya fasilitas yang berupa gedung, perlengkapan, alat-alat kerja, metode-metode kerja, dan dukungan masyarakat akan tetapi apabila manusia-manusia yang bertugas menjalankan program sekolah yang kurang berpartisipasi, maka sulitlah untuk mencapai tujuan pendidikan yang dikemukakan.
Administrasi personal sekolah diantaranya kepala sekolah, guru, tata usaha. Semua karyawan termasuk penjaga sekolah untuk dapat bekerja secara baik, antara petugas satu denn petugas lainnya tidak overlap (maka perlu dijadikan kegiatan penataan untuk bidang kepegawaian).
Administrasi personal sekolah yaitu :
1. Daftar personal, disini memuat identitas atau keterangan lengkap tentang diri pegawai atau karyawan, keterangan tersebut meliputi nama lengkap dan identitas pribadi yang lain.
2. Buku ekspedisi yang berguna untuk membuktikan bahwa suatu surat yang dikirim sudah sampai pada alamatnya.
3. Buku pengumuman dimaksudkan untuk media pertumpaian pemberitahuan yang terutama ditujukan kepada para guru informasi ini datangnya demim kepala sekolah, diantaranya mengenai masalah pembinaan sekolah.
4. Pemeliharaan gedung (bangunan sekoalah) dan juga prasarana pendidikan itu merupakan tanggung jawab kepala sekolah, dalam pelaksanaan kepala sekolah dapat menpercayakan kepada karyawan yang ditunjuk untuk memelihara agar bengunan sekolah tersebut terjaga dengan bersih dan terawat bersih.
Sarana pendidikan ditinjau dari segi fungsinya terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar dibedakan menjadi 3 :
1. Bangunan dan perabot sekolah
2. Alat pelajaran yang terdiri , pembukuan dan alat-alat peraga dan laboraturium
3. Media pengajaran atau pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunakan alat penampil
Pada garis besarya administrasi sarana dan prasarana meliputi 6 hal yaitu :
a. Penentuan kebutuhan apa-apa yang harus diperlukan
b. Proses pengadaan apa-apa yang diperlukan dan diadakan apa yang sesuai dengan kebutuhan.
c. Pencatatan atau pengurusan apa yang menjadi kebutuhan/kendala harus melalui bendahara.
d. Pertanyaan jawaban setiap tahunnya harus ada kontabilitas
e. Hubungan antara peralatan dan perlengkapan pengajaran dengan program pengajaran jenis peralatan dan pelengkapan pengajaran disediakan disekolah dan cara-cara pengadministrasiaannya mempumyai pengaruh besar terhadap program belajar mengajar, persediaan yang tidak memadai dan menghambat proses belajar dan mengajar demikian pula administrasinya yang jelek akan mengurangi kegunaan alat-alat dan perlengkpan tersebut.
f. Tanggung jawab kepala sekolah dan katanya dengan pengurusan dan prosedur – salah tugas utama kepala sekolah dalam administrasi sarana pengajaran ialah bersama-sama dengan staf menyusun daftar kebutuhan mereka akan alat-alat sarana tersebut dan mempersiapkan perkiraan tahunan untuk diusahakan penyediannya kemudian menyimpang dan memelihara serta mendistribusikan kepad guru-guru yang bersangkutan dan menginvestasikan alat-alat atau sarana tersebut pada akhir tahun pelajaran.
D. Administrasi pendidikan gedung dan perlengkapan disekolah
Mungkin banyak para kepala sekolah yang tidak mempunyai keputusan untuk ikut serta dalam perencanaan bangunan sekolah, sedangkan sebagai administratur yang bertanggung jawab akan disekolahnya. Kepala sekolah mempunyai peranan penting tersendiri dalam panitia perencanaan bangunan sekolah danperlengkapannya. Dalam menghadapi tugas ini disarankan menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1. Masalah dasar-dasar pengajaran dan penentuan jenis program pengajaran dan perencanaan fasilitas bangunannya
2. Membentuk panitia untuk mempelajari kebutuhan-kebutuhan khusus yang berkaitan denagan bangunan dan perlengkapan yang diusulkan
3. Mengatur kunjungan sekolah-sekolah yang dipergunakan sbagai model atau contoh
4. Mempelajari gambar contoh bangunan sekolah dan pemeliharaan bangunan sekolah dan perlengkapannya.
Ada beberapa aspek yang berkaitan dengan perencanaan dan pemeliharaan bangunan sekolah dan perlengkapannya,
a. Perluasan bangunan yang sudah ada
Pada bangunan sekolah yang sudah ada seringkali diperlukan tambahan-tambahan bangunan dan perlengkapannya, dalam masa kerjanya kepala sekolah tentu pernah masalah seperti diatas, apabila tuntutan berasal dari perkembangan pendidikan semakin cepat mendesak baik yang sertalian dengan kualitas maupun kuantitas, keadaan pekerjaan akan menentukan lamanya waktu dan besarnya tenaga yang dibutuhkan untuk mem pelajari kebutuhan dan mengidentifikasikan dengan tepat.
b. Rehabilitasi
Dengan melakukan survey terhadap bangunan dan perlengkapan sudah ada dan mencatat serta terperinci perbaikan-perbaikan yang diperlukan kepala sekolah dan stafnya dapat mengusulkan perbaikan untuk kepentingan efektifitas pelaksanaan programa sekolah.
c. Meningkatkan mutu keindahan ruang belajar
Ada kecenrungan untuk mengecat ruangan belajar dengan warna menurut kesukaan dan pilihan warna masing-masing namun ada beberapa prinsip yang telah lam diakui dan dianjurkan para ahli fani dan dekorasi reaksi-reaksi psikologi terhadap warna-warna tertentu harus diperhatikan dalam mengecat ruang belajar.
d. Tanggung jawab keberesan sekolah
Kepala sekolah dan guru hendaknya selalu menyadari bahwa murid-murid bantah belajar dari lingkungan sekolah. Keadaan sekolah yang berantakan dan tidak teratur ventilasi yang kuranh memadai akan memberikan pengaruh jelek kepada murid-murid ditujukan dari segi pendidikan dan perkembangannya.
e. Memperhatikan kondisi situasi (sikon)
Ditinjau dari segi kebutuhan akan kesehatan pada murid-murid dan seluruh anggota staf disekolah. Maslah situasi harus mendapat perhtian pertama, salah satu kegiatan utama program kesehatan sekolah ialah menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat.
f. Mengatur dan memelihara ruang belajar
Kepala sekolah hendaknya melakukan observasi yang teratur dan kontinu terhadap kondisi cahaya diruang belajar dan segara mengadakan perbaikan bilamana terdapat kekurangan. Kekurangan, disamping itu ruang belajar harus diperbaharui catnya.
g. Pemeliharaan halaman dan tempat bermain
Kegiatan reaksi disekolah selama ini mempunyai pernan pnting dalam program pengajaran, menggunakan tempat dan fasilitas saja untuk keperluan itu belum memadai, tempat bermain harus dipelihara, diratakan serta disesuaikan denganberbagai permainan dan kegiatan yang dilakukan murid-murid.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ruang lingkup administrasi pendidikan disekolah berperan penting dalam mewujudkan suatu arah dan landasan etis yang diperoleh dari kemampuan klimaks suatu staf / instansi dalam menghadapi pengadministrasian yang menjunjung nilai-nilai daripada kegiatan kerjasama yamg dilakukan oleh sejumlah orang untuk mengarahkan, melayani secara sistematis dan universal dalam mencapai tujuan yang efektif dan fesien terutama dalam administrasi pendidikan dilingkungan sekolah yang mengarah kedepannya untuk mencapai yang terbaik dan dapat diterima oleh masyarakat luas.
B. Saran
Untuk mewujudkan administrasi pendidikan disekolah diperlukan kerjasama tiap golongan maupun masyarakat dan didukung pula oleh perwujudan sejumlah pihak yang terlibat didalamnya, maka dari itu makalah ini hadir bukan tanpa cela, maka dari itu pembuat dari makalah ini menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya harapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbikan dan kesempurnaan dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
- Engkoswara. (1987). Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta : Depdikbual Diljen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
- Handayaningrat. Soewarno, (1998). Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen. Jakarta : CV Haji Masagung.
- Daryanto. M. (19980. Administrasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
- Donmoyer. R, Imber, M. Seheurich. JJ (1995). The Knowledge base in education administration multiple perspectrues. New Pendidikan. Jakarta : Depdikbual Diljen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
- Handayaningrat. Soewarno, (1998). Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen. Jakarta : CV Haji Masagung.
- Daryanto. M. (19980. Administrasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
- Donmoyer. R, Imber, M. Seheurich. JJ (1995). The Knowledge base in education administration multiple perspectrues. New ok : STATE University Of New York Press, Albany.
PENDAHULUANA.
Latar belakang
Kata “ Administrasi ” berasal dari bahasa latin yang terdiri dari atas kata ad dan ministate, kata ad mempunyai art “KE” atau “KEPADA”, dan ministate yang berarti melayani, membantu atau mengarahkan, jadi kata “Administrasi dapat disatukan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan didalam mencapai suatu tujuan.
Perkembangan ilmu administrasi yang mulanya bergerak didalam dunia industri perusahaan, kemudian menjalar kedalam pemerintahan atau Negara, shingga kini kita mengenal adanya administrasi pada umumnya.
“Pendidikan” adalah usaha sadar atau suatu aktifitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup dengan kata lain pendidikan tidak hanya berlangsung dalam kelas tetapi pada diluar kelas, pendidikan bukan bersifat formal saja tetapi mencakup pula non formal.
B. Rumusan masalah
1. Apa sajakah yang menjadi ruang lingkup administrasi pendidikan disekolah ?
2. Menyebutkan ruang lingkup administrasi pendidikan berdasarkan substansinya ?
3. Apa sajakah yang menjadi administrasi personal disekolah ?
4. Menyebutkan hal-hal yang menjadi perlengkapan administrasi pendidikan disekolah ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui ruang lingkup administrasi pendidikan agar semua kegiatan yang berada dalam lingkungan pendidikan mampu mencapai tujuan yang lebih efektif dan efesien serta menjunjung tinggi nilai-nilai yang berada dalam kegiatan pengadministrasian pendidikan nasional
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ruang lingkup administrasi pendidika disekolah
Sekolah merupakan subsistem pendidikan nasional dengan langkah-langkah seacara bertahap harus dilalui oleh berbagai kgiatan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan urutan yang telah disusun secara sistematis, anak melakukan kegiatan itu fase demi fase.
Tujuan dari administrasi pendidikan adalah agar semua kegiatan itu mendukung tercapainya tujaun pendidikan atau dengan kata lain administrasi digunakan didalam dunia pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai. Disamping itu, sesuai dengan yang digariskan dalam GBHN tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta sama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Bidang garapan admnistarsi pendidikan sebagai berikut :
a. Administarsi tata laksana sekolah yaitu :
- Organisasi dan struktur pegawai tata usaha
- Anggaran belanja keuangan disekolah
- Masalah kepegawaian dan kesejahteraan personal
- Masalah perlengkapan dan perbekalan
- Keuangan dan pembukuannya
- Korespondensi surat menyurat
b. Administrasi personal guru dan pegawai sekolah yaitu :
- pengangkatan dan penempatan tenaga guru
- organisasi personal guru
- rencana orietasi bagi tenaga guru yang sama
- inservice training dan up-grading guru-guru
c. Admnistrasi murid meliputi :
- Organisasi dan pengumpulan murid
- Masalah kesehatan dan kesajahteraan murid
- Bimbinagn dan penyuluhan bagi murid
- Penilaian dan pengukuran kemajuan murid
d. Supervisi pengajaran meliputi :
- Usaha membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan pegawai tata usaha dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.
- Usaha mengembangkan, menacari dan menggunakan metode-metode baru dalam mengajar dan belajar lebih baik.
- Mengusahakan dan mengembangkan kerjasama yang baik antara guru, murid dan pegawai tata sekolah.
- Usaha mempertinggi mutu dan pengalaman guru-guru (inservice-training and up-grading)
B. Ruang lingkup administarsi pendidikan berdasarkan substansinya
Berdasarkan substansinya, administrasi pendidikan menurut Sutisna (1989 :36) dapat ditinjau dari dua pendekatan yaitu pendekatan tugas dan pendekatan proses, fokus pendekatan tugas dan administrasi pendidikan menjawab pertanyaan apa yag harus dikerjakan oleh admnistratur, studi yang dilakukan oleh Universitas OHIO, sebagaimana dilaporkan Ramseyer, et, al (1955) dalam Sutisna (1989=36-37) berhasil mengidentifikasi 9 kegiatan administratur yaitu ;
1) Menentukan tujuan-tujuan
2) Membuat kebijaksanaan
3) Menentukan peranan-peranan
4) Mengkoordinasikan fungsi-fungsi administratif
5) Menaksir efektivitas
6) Bekerja dengan kemampuan masyarakat untuk meningkatkan perbaikan dalam pendidikan
7) Menggunakan sumber-sumber pendidikan dari masyarakat
Melibatkan orang-orang
9) Melakukan komunikasi
C. Administrasi personal disekolah
Didalam berlangsungnya kegaiatan sekolah maka unsur manusia merupakan unsur penting karena kelancaran jalannya pelaksanaan program sekolah sangat ditentukan oleh manusia-manusia yang menjalakannnya.
Mengenai personal disekolah harus ada kelengkapan dan modernya fasilitas yang berupa gedung, perlengkapan, alat-alat kerja, metode-metode kerja, dan dukungan masyarakat akan tetapi apabila manusia-manusia yang bertugas menjalankan program sekolah yang kurang berpartisipasi, maka sulitlah untuk mencapai tujuan pendidikan yang dikemukakan.
Administrasi personal sekolah diantaranya kepala sekolah, guru, tata usaha. Semua karyawan termasuk penjaga sekolah untuk dapat bekerja secara baik, antara petugas satu denn petugas lainnya tidak overlap (maka perlu dijadikan kegiatan penataan untuk bidang kepegawaian).
Administrasi personal sekolah yaitu :
1. Daftar personal, disini memuat identitas atau keterangan lengkap tentang diri pegawai atau karyawan, keterangan tersebut meliputi nama lengkap dan identitas pribadi yang lain.
2. Buku ekspedisi yang berguna untuk membuktikan bahwa suatu surat yang dikirim sudah sampai pada alamatnya.
3. Buku pengumuman dimaksudkan untuk media pertumpaian pemberitahuan yang terutama ditujukan kepada para guru informasi ini datangnya demim kepala sekolah, diantaranya mengenai masalah pembinaan sekolah.
4. Pemeliharaan gedung (bangunan sekoalah) dan juga prasarana pendidikan itu merupakan tanggung jawab kepala sekolah, dalam pelaksanaan kepala sekolah dapat menpercayakan kepada karyawan yang ditunjuk untuk memelihara agar bengunan sekolah tersebut terjaga dengan bersih dan terawat bersih.
Sarana pendidikan ditinjau dari segi fungsinya terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar dibedakan menjadi 3 :
1. Bangunan dan perabot sekolah
2. Alat pelajaran yang terdiri , pembukuan dan alat-alat peraga dan laboraturium
3. Media pengajaran atau pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunakan alat penampil
Pada garis besarya administrasi sarana dan prasarana meliputi 6 hal yaitu :
a. Penentuan kebutuhan apa-apa yang harus diperlukan
b. Proses pengadaan apa-apa yang diperlukan dan diadakan apa yang sesuai dengan kebutuhan.
c. Pencatatan atau pengurusan apa yang menjadi kebutuhan/kendala harus melalui bendahara.
d. Pertanyaan jawaban setiap tahunnya harus ada kontabilitas
e. Hubungan antara peralatan dan perlengkapan pengajaran dengan program pengajaran jenis peralatan dan pelengkapan pengajaran disediakan disekolah dan cara-cara pengadministrasiaannya mempumyai pengaruh besar terhadap program belajar mengajar, persediaan yang tidak memadai dan menghambat proses belajar dan mengajar demikian pula administrasinya yang jelek akan mengurangi kegunaan alat-alat dan perlengkpan tersebut.
f. Tanggung jawab kepala sekolah dan katanya dengan pengurusan dan prosedur – salah tugas utama kepala sekolah dalam administrasi sarana pengajaran ialah bersama-sama dengan staf menyusun daftar kebutuhan mereka akan alat-alat sarana tersebut dan mempersiapkan perkiraan tahunan untuk diusahakan penyediannya kemudian menyimpang dan memelihara serta mendistribusikan kepad guru-guru yang bersangkutan dan menginvestasikan alat-alat atau sarana tersebut pada akhir tahun pelajaran.
D. Administrasi pendidikan gedung dan perlengkapan disekolah
Mungkin banyak para kepala sekolah yang tidak mempunyai keputusan untuk ikut serta dalam perencanaan bangunan sekolah, sedangkan sebagai administratur yang bertanggung jawab akan disekolahnya. Kepala sekolah mempunyai peranan penting tersendiri dalam panitia perencanaan bangunan sekolah danperlengkapannya. Dalam menghadapi tugas ini disarankan menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1. Masalah dasar-dasar pengajaran dan penentuan jenis program pengajaran dan perencanaan fasilitas bangunannya
2. Membentuk panitia untuk mempelajari kebutuhan-kebutuhan khusus yang berkaitan denagan bangunan dan perlengkapan yang diusulkan
3. Mengatur kunjungan sekolah-sekolah yang dipergunakan sbagai model atau contoh
4. Mempelajari gambar contoh bangunan sekolah dan pemeliharaan bangunan sekolah dan perlengkapannya.
Ada beberapa aspek yang berkaitan dengan perencanaan dan pemeliharaan bangunan sekolah dan perlengkapannya,
a. Perluasan bangunan yang sudah ada
Pada bangunan sekolah yang sudah ada seringkali diperlukan tambahan-tambahan bangunan dan perlengkapannya, dalam masa kerjanya kepala sekolah tentu pernah masalah seperti diatas, apabila tuntutan berasal dari perkembangan pendidikan semakin cepat mendesak baik yang sertalian dengan kualitas maupun kuantitas, keadaan pekerjaan akan menentukan lamanya waktu dan besarnya tenaga yang dibutuhkan untuk mem pelajari kebutuhan dan mengidentifikasikan dengan tepat.
b. Rehabilitasi
Dengan melakukan survey terhadap bangunan dan perlengkapan sudah ada dan mencatat serta terperinci perbaikan-perbaikan yang diperlukan kepala sekolah dan stafnya dapat mengusulkan perbaikan untuk kepentingan efektifitas pelaksanaan programa sekolah.
c. Meningkatkan mutu keindahan ruang belajar
Ada kecenrungan untuk mengecat ruangan belajar dengan warna menurut kesukaan dan pilihan warna masing-masing namun ada beberapa prinsip yang telah lam diakui dan dianjurkan para ahli fani dan dekorasi reaksi-reaksi psikologi terhadap warna-warna tertentu harus diperhatikan dalam mengecat ruang belajar.
d. Tanggung jawab keberesan sekolah
Kepala sekolah dan guru hendaknya selalu menyadari bahwa murid-murid bantah belajar dari lingkungan sekolah. Keadaan sekolah yang berantakan dan tidak teratur ventilasi yang kuranh memadai akan memberikan pengaruh jelek kepada murid-murid ditujukan dari segi pendidikan dan perkembangannya.
e. Memperhatikan kondisi situasi (sikon)
Ditinjau dari segi kebutuhan akan kesehatan pada murid-murid dan seluruh anggota staf disekolah. Maslah situasi harus mendapat perhtian pertama, salah satu kegiatan utama program kesehatan sekolah ialah menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat.
f. Mengatur dan memelihara ruang belajar
Kepala sekolah hendaknya melakukan observasi yang teratur dan kontinu terhadap kondisi cahaya diruang belajar dan segara mengadakan perbaikan bilamana terdapat kekurangan. Kekurangan, disamping itu ruang belajar harus diperbaharui catnya.
g. Pemeliharaan halaman dan tempat bermain
Kegiatan reaksi disekolah selama ini mempunyai pernan pnting dalam program pengajaran, menggunakan tempat dan fasilitas saja untuk keperluan itu belum memadai, tempat bermain harus dipelihara, diratakan serta disesuaikan denganberbagai permainan dan kegiatan yang dilakukan murid-murid.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ruang lingkup administrasi pendidikan disekolah berperan penting dalam mewujudkan suatu arah dan landasan etis yang diperoleh dari kemampuan klimaks suatu staf / instansi dalam menghadapi pengadministrasian yang menjunjung nilai-nilai daripada kegiatan kerjasama yamg dilakukan oleh sejumlah orang untuk mengarahkan, melayani secara sistematis dan universal dalam mencapai tujuan yang efektif dan fesien terutama dalam administrasi pendidikan dilingkungan sekolah yang mengarah kedepannya untuk mencapai yang terbaik dan dapat diterima oleh masyarakat luas.
B. Saran
Untuk mewujudkan administrasi pendidikan disekolah diperlukan kerjasama tiap golongan maupun masyarakat dan didukung pula oleh perwujudan sejumlah pihak yang terlibat didalamnya, maka dari itu makalah ini hadir bukan tanpa cela, maka dari itu pembuat dari makalah ini menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya harapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbikan dan kesempurnaan dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
- Engkoswara. (1987). Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta : Depdikbual Diljen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
- Handayaningrat. Soewarno, (1998). Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen. Jakarta : CV Haji Masagung.
- Daryanto. M. (19980. Administrasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
- Donmoyer. R, Imber, M. Seheurich. JJ (1995). The Knowledge base in education administration multiple perspectrues. New Pendidikan. Jakarta : Depdikbual Diljen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
- Handayaningrat. Soewarno, (1998). Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen. Jakarta : CV Haji Masagung.
- Daryanto. M. (19980. Administrasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
- Donmoyer. R, Imber, M. Seheurich. JJ (1995). The Knowledge base in education administration multiple perspectrues. New ok : STATE University Of New York Press, Albany.
Fungsi Pengawasan Dalam Administrasi Pembangunan
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
sebagaimana mestinya.
Makalah ini merupakan salah satu
kompetensi dasar bagi Mahasiswa tentang Administrasi Pembangunan. Adapun judul
makalah ini yaitu ”Fungsi Pengawasan
Dalam Administrasi Pembangunan”.
Dalam penulisan makalah ini penulis
menemukan kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan sehingga makalah ini jauh
dari kesempurnaan yang diinginkan. Maka sehubungan dengan penyusunan makalah
ini apabila ada kekurangan atau kesalahan, hal itu tidaklah terlepas dari
batasan ilmu pengetahuan yang dimiliki penulis, maka benarlah pepatah berbunyi
:
“Tak Ada Gading Yang Tak Retak”
Sebagai penulis, saya juga sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun kepada lapisan masyarakat terutama
dari para rekan-rekan pembaca demi kesempurnaan makalah berikutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR i
DAFTAR
ISI ii
PEMBAHASAN
1
A. Pengertian Pengawasan 1
B. Tipe-Tipe Pengawasan 4
C. Tahap-Tahap Proses Pengawasan 7
D. Pentingnya Pengawasan 9
E. Perancangan Proses Pengawasan 11
F. Bidang-Bidang Pengawasan Stratejik 13
G. Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan 14
DAFTAR PUSTAKA 21
A. Pengertian Pengawasan
Pengawasan bisa didefinisikan
sebagai suatu usaha sistematis oleh manajemen bisnis untuk membandingkan
kinerja standar, rencana, atau tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu
untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan standar tersebut dan untuk
mengambil tindakan penyembuhan yang diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya
manusia digunakan dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam mencapai
tujuan.
George R. Tery (2006:395)
mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan,
maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan
tidankan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
Robbin (dalam Sugandha, 1999 : 150) menyatakan
pengawasan itu merupakan suatu proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga
membutuhkan seorang manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.
Kertonegoro (1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melaui manajer berusaha memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaannya.
Kertonegoro (1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melaui manajer berusaha memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaannya.
Terry (dalam Sujamto, 1986 : 17)
menyatakan Pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai,
mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-tidakan korektif bila
diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana.
Dale (dalam Winardi, 2000:224)
dikatakan bahwa pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan
melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki
dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang
direncanakan.
Admosudirdjo (dalam Febriani,
2005:11) mengatakan bahwa pada pokoknya pengawasan adalah keseluruhan daripada
kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah
dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma, standar atau rencana-rencana yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Siagian (1990:107) menyebutkan bahwa
yang dimaksud dengan pengawasan adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan
seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang
sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya.
Kesimpulannya, pengwasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan,merancang system informasi umpan balik,membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
Kesimpulannya, pengwasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan,merancang system informasi umpan balik,membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
B. Tipe-Tipe Pengawasan
Donnelly, et al. (dalam Zuhad,
1996:302) mengelompokkan pengawasan menjadi 3 Tipe pengawasan yaitu :
1.
Pengawasan Pendahuluan (preliminary control).
Pengawasan yang terjadi sebelum
kerja dilakukan. Pengawasan Pendahuluan menghilangkan penyimpangan penting pada
kerja yang diinginkan yang dihasilkan sebelum penyimpangan tersebut terjadi.
Pengawasan Pendahuluan mencakup semua upaya manajerial guna memperbesar
kemungkinan bahwa hasil-hasil aktual akan berdekatan hasilnya dibandingkan
dengan hasil-hasil yang direncanakan.
Memusatkan perhatian pada masalah
mencegah timbulnya deviasi-deviasi pada kualitas serta kuantitas sumber-sumber
daya yang digunakan pada organisasi-organisasi. Sumber-sumber daya ini harus
memenuhi syarat-syarat pekerjaan yang ditetapkan oleh struktur organisasi yang
bersangkutan.
Dengan ini, manajemen menciptakan
kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang ditujukan
pada hilangnya perilaku yang menyebabkan hasil kerja yang tidak diinginkan di
masa depan. Dipandang dari sudut prespektif demikian, maka
kebijaksanaan-¬kebijaksanaan merupakan pedoman-pedoman yang baik untuk tindakan
masa mendatang.
Pengawasan pendahuluan meliputi;
Pengawasan pendahuluan sumber daya manusia, Pengawasan pendahuluan bahan-bahan,
Pengawasan pendahuluan modal dan Pengawasan pendahuluan sumber-sumber daya
financial.
2.
Pengawasan pada saat kerja
berlangsung (cocurrent control)
Pengawasan yang terjadi ketika
pekerjaan dilaksanakan. Memonitor pekerjaan yang berlangsung guna memastikan
bahwa sasaran-sasaran telah dicapai. Concurrent control terutama terdiri dari
tindakan-tindakan para supervisor yang mengarahkan pekerjaan para bawahan mereka.
Direction berhubungan dengan
tindakan-tindakan para manajer sewaktu mereka berupaya untuk :
·
Mengajarkan
para bawahan mereka bagaimana cara penerapan metode¬-metode serta
prosedur-prsedur yang tepat.
·
Mengawasi
pekerjaan mereka agar pekerjaan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
3.
Pengawasan Feed Back (feed back control)
Pengawasan Feed Back yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah
dilaksakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai
dengan standar.
Pengawasan yang dipusatkan pada
kinerja organisasional dimasa lalu. Tindakan korektif ditujukan ke arah proses
pembelian sumber daya atau operasi-operasi aktual. Sifat kas dari metode-metode
pengawasan feed back (umpan balik)
adalah bahwa dipusatkan perhatian pada hasil-hasil historikal, sebagai landasan
untuk mengoreksi tindakan-tindakan masa mendatang.
Adapun sejumlah metode pengawasan feed back yang banyak dilakukan oleh
dunia bisnis yaitu:
· Analysis
Laporan Keuangan (Financial Statement
Analysis)
Analisis Biaya Standar (Standard Cost Analysis)
Analisis Biaya Standar (Standard Cost Analysis)
· Pengawasan
Kualitas (Quality Control)
· Evaluasi
Hasil Pekerjaan Pekerja (Employee
Performance Evaluation)
C. Tahap-Tahap Proses Pengawasan
Tahap
Proses Pengawasan :
1.
Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan
target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan
keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu :
a. Standar phisik
b. Standar moneter
c. Standar waktu
2. Tahap
Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan
sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.
3. Tahap
Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa
proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan, laporan,
metode, pengujian, dan sampel.
4.
Tahap Pembandingan Pelaksanaan
dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan
untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa
bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai
manajer.
5.
Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila
diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan
dalam pelaksanaan.
Menurut
Kadarman (2001, hal. 161) langkah-langkah proses pengawasan yaitu:
a.
Menetapkan Standar
Karena
perencanaan merupakan tolak ukur untuk merancang pengawasan, maka secara logis
hal irri berarti bahwa langkah pertama dalam proses pengawasan adalah menyusun
rencana. Perencanaan yang dimaksud disini adalah menentukan standar.
b.
Mengukur Kinerja
Langkah
kedua dalam pengawasan adalah mengukur atau mengevaluasi kinerja yang dicapai
terhadap standar yang telah ditentukan.
c.
Memperbaiki Penyimpangan
Proses
pengawasan tidak lengkap jika tidak ada tindakan perbaikan terhadap
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Menurut G. R. Terry dalam Sukama
(1992, hal. 116) proses pengawasan terbagi atas 4 tahapan, yaitu:
1. Menentukan
standar atau dasar bagi pengawasan.
2. Mengukur pelaksanaan
3. Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan
temukanlah perbedaan jika ada.
4.
Memperbaiki penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat.
Dari pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa proses pengawasan dilakukan berdasarkan beberapa tahapan yang
harus dilakukan.
•
Menetapkan
standar pelaksanaan (perencanaan) sehingga dalam melakukan pengawasan manajer
mempunyai standard yang jelas.
•
Penentuan
pengukuran pelaksanaan kegiatan mengukur kinerja pegawai, sejauh mana pegawai
dapat menerapkan perencanaan yang telah dibuat atau ditetapkan perusahaan
sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya secara optimal.
•
Pembandingan
pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisa penyimpangan-penyimpangan
•
Pengambilan
tindakan koreksi melakukan perbaikan jika ditemukan penyimpangan¬-penyimpangan
yang terjadi.
D. Pentingnya Pengawasan
Suatu prganisasi akan berjalan terus
dan semakin komplek dari waktu ke waktu, banyaknya orang yang berbuat kesalahan
dan guna mengevaluasi atas hasil kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang
membuat fungsi pengawasan semakin penting dalam setiap organisasi. Tanpa adanya
pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan,
baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya.
Ada beberapa alasan mengapa pengawasan itu penting,
diantaranya
a.
Perubahan lingkungan organisasi
Berbagai perubahan lingkungan
organisasi terjadi terus-menerus dan tak dapat dihindari, seperti munculnya inovasi
produk dan pesaing baru, diketemukannya bahan baku baru dsb. Melalui fungsi
pengawasannya manajer mendeteksi perubahan yang berpengaruh pada barang dan
jasa organisasi sehingga mampu menghadapi tantangan atau memanfaatkan
kesempatan yang diciptakan perubahan yang terjadi.
b. Peningkatan kompleksitas organisasi
Semakin
besar organisasi, makin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-hati.
Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin kualitas dan profitabilitas
tetap terjaga. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih
efisien dan efektif.
c. Meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahan
Bila para
bawahan tidak membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana melakukan
fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat
kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan tersebut
sebelum menjadi kritis.
d. Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenang
Bila
manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab atasan itu
sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menen-tukan apakah
bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan mengimplementasikan sistem
penga-wasan.
E. Perancangan Proses Pengawasan
Wiliam H. Newman menetapkan
prosedure sistem pengawasan dimana dikemukakan 5 jenis pendekatan, yaitu:
1)
Merumuskan
hasil yang di inginkan yang dihubungkan dengan individu yang melaksanakan.
2)
Menetapkan
penunjuk hasil dengan tujuan untuk mengatasi dan memperbaiki penyimpangan
sebelum kegiatan diselesaikan, yaitu dengan:
• Pengukuran
input
• Hasil
pada tahap awal
• Gejala
yang dihadapi
• Kondisi
perubahan yang diasumsikan
3) Menetapkan standar penunjuk dan hasil
dihubungkan dengan kondisi yang dihadapi.
4) Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik
dimana komunikasi pengawasan didasarkan pada prinsip manajemen by excetion
yaitu atasan diberi informasi bila terjadi penyimpangan pada standar.
5) Menilai informasi dan mengambil tindakan
koreksi
Berdasarkan uraian di atas, maka
dapat diambil satu kesimpulan bahwa proses pengawasan merupakan hal penting
dalam menjalankan kegiatan organisasi, oleh karena itu setiap pimpinan harus
dapat menjalankan fungsi pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen.
Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan organisasi akan memberikan implikasi terhadap pelaksanaan rencana, sehingga pelaksanaan rencana akan baik jika pengawasan dilakukan secara baik, dan tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah proses pengawasan dilakukan. Dengan demikian peranan pengawasan sangat menentukan baik buruknya pelaksanaan suatu rencana.
Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan organisasi akan memberikan implikasi terhadap pelaksanaan rencana, sehingga pelaksanaan rencana akan baik jika pengawasan dilakukan secara baik, dan tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah proses pengawasan dilakukan. Dengan demikian peranan pengawasan sangat menentukan baik buruknya pelaksanaan suatu rencana.
Mengenai pentingnya pelaksanaan
pengawasan untuk mensukseskan rencana, Winardi (2000:172) mengungkapkan bahwa:
“pengawasan berarti membuat sesuatu terjadi, sesuai dengan apa yang menurut
rencana akan terjadi. Perencanaan dan pengawasan boleh dikatakan tidak dapat
kita pisahkan satu sama lain, dan mereka ibarat: kembar siam dalam bidang
manajemen”.
F. Bidang-bidang Pengawasan Strategik
Bidang strategik yang dapat membuat
organisasi secara keseluruhan mencapai sukses yaitu :
• Transaksi
Keuangan
o Analisis Laporan Keuangan (Financial
Statement Analysis)
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
o Manajemen Kas (Cash Management)
o Pengelolaan Biaya (Cost Control)
•
Hubungan
Manajer dan Bawahan
Hubungan
antara manager dan bawahan juga harus baik dan terjaga. Sebisa mungkin ada
hubungan 2 arah antara manager dan bawahan, bukan hubungan searah dimana
manager terus-terusan memberi perintah kepada bawahan tanpa mau mendengar
keluhan dan perasaan bawahannya. Bila ada hubungan harmonis seperti keluarga
dalam suatu perusahaan maka akan tercipta team kerja yang solid dan kuat dalam
menjalankan perusahaan.
G. Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan
Pemantauan dan pengawasan pembangunan pada
dasarnya merupakan rangkaian kegiatan yang memiliki obyek yang sama, yakni mengikuti
perkembangan pelaksanaan pembangunan agar senantiasa sesuai dengan rencana.
Dalam banyak literatur, kedua kegiatan itu tidak dipisahkan. Tapi dalam
pembahasan ini dilakukan pemisahan untuk menunjukkan adanya \ dua
kegiatan yang serupa tetapi tidak harus selalu sama, atau masing-masing
dilakukan oleh lembaga atau unit organisasi yang berbeda. Menurut Steiss
(1982), salah satu fungsi pengawasan adalah meningkatkan kebertanggungjawaban (accountability)
dan keterbukaan (transparancy) sektor publik.
Pengawasan pada dasarnya berfungsi menekankan
langkah-langkah pembenahan atau koreksi (corrective actions) jika
dalam suatu kegiatan terjadi kesalahan atau perbedaan dari tujuan atau sasaran
yang telah ditetapkan (Fayol, 1949; Jerome, 1961; Koonts dan O’Donnell, 1968).
Langkah-langkah pembenahan dari fungsi pengawasan
sering kali lebih dititik beratkan pada penanganan
sumber-sumber dana (financial resources) agar
sesuai dengan peraturan yang berlaku dan untuk lebih meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kegiatan secara menyeluruh (Anthony, 1965). Mockler (1972) menyatakan bahwa langkah-langkah pengawasan seyogyanya lebih ditekankan pada hal-hal yang positif dan bersifat pencegahan.
Untuk itu pengawasan
memerlukan suatu standar kinerja atau indikator
yang dapat digunakan sebagai pembanding atau referensi
dari kinerja aktualnya. Penentuan standar kinerja bagi
pengawasan ini membutuhkan masukan dan peran serta
para pelaksana di lapangan sehingga dapat dihasilkan suatu
standar yang realistik dan akurat. Dengan dasar argumen
yang sama, Literer (1973) juga menyarankan penggunaan
standar kinerja sebagai kerangka acuan (frame of
reference) kegiatan. Pelaksanaan
pembangunan pada hakikatnya melibatkan tiga
faktor, yaitu :
1.
Manusia
dengan beragam perilakunya
2.
Faktor
dana yang tergantung pada kemampuan keuangan
Negara.
3.
Faktor
alam yang sulit diramalkan.
Oleh karena itu penyimpangan-penyimpangan dalam melaksanakan pembangunan mungkin saja dapat terjadi. Dalam hal ini
pengawasan perlu dilakukan sehingga penyimpangan
secara lebih dini dapat segera diketahui, guna menghindari kerugian yang lebih
besar. Keberhasilan sebuah rencana biasa diukur menurut tingkat penyimpangan
antara yang telah direncanakan dan apa yang dicapai, baik dari sudut pencapaian
sasaran, waktu, manfaat, maupun aturannya.
Pengawasan pelaksanaan pembangunan pada dasarnya merupakan
rangkaian kegiatan untuk mengikuti perkembangan pelaksanaan pembangunan dan
menindaklanjuti agar kegiatan pembangunan senantiasa sesuai dengan rencana yang
ditetapkan. Dalam pengertian ini pengawasan termasuk pula mengarahkan dan
mengkoordinasikan antar kegiatan dalam pelaksanaan proyek-proyek agar
pemborosan dan penyelewengan dapat dicegah. Dengan demikian, kegiatan
pengawasan harus bersifat obyektif, serta dapat mengungkapkan fakta-fakta
tentang pelaksanaan suatu pekerjaan. Sifat obyektif ini meliputi unsur teknis
dan administratif. Obyektif secara teknis misalnya, apakah pekerjaan bangunan
beton telah mengikuti spesifikasi teknis dan prosedur pekerjaan yang telah
ditentukan; sedangkan obyektif secara administrative misalnya, apakah suatu
pekerjaan telah mengikuti prosedur administratif yang baik dan benar sesuai
peraturan yang berlaku.
Pengawasan bukan merupakan suatu tujuan, melainkan sarana
untuk meningkatkan efisiensi dalam melaksanakan kegiatan. Di dalamnya termasuk
unsur pencegahan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi. Oleh
karena itu, kegiatan pengawasan tidak hanya dilakukan dalam tahap pelaksanaan.
Artinya aspek pengawasan telah masuk selagi proyek-proyek pembangunan masih
dalam tahap perencanaan. Kegiatan pengawasan bukan semata-mata mencari siapa
yang bersalah, tetapi apa yang salah dan mengapa kesalahan itu terjadi.
Sehingga dalam kegiatan pengawasan ada unsur membimbing dan mendidik terhadap
pelaksana pembangunan untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalismenya.
Pengawasan merupakan unsur yang pokok bagi setiap manajemen, termasuk manajemen
pembangunan. Dalam sistem administrasi negara, pengawasan ada hirarkinya,sesuai
dengan tingkatan dan ruang lingkupnya.
Pengawasan bersifat berjenjang dan dapat dilakukan sebagai
bagian dari kegiatan yang organik dari dalam dan dari luar. Oleh karena itu,
dikenal adanya pengawasan internal dan eksternal. Johnson, Kast, dan Rosenzweig
(1973) membagi sistem pengawasan ke dalam: (1) pengawasan organisasional dan
(2) pengawasan operasional. Pengawasan organisasional adalah sistem pengawasan
umum yang menilai kinerja keseluruhan dari suatu kegiatan di dalam organisasi.
Standar pengukuran yang lazim digunakan bagi pengawasan jenis ini adalah
pengukuran efektivitas (measurement of effectiveness) dari kegiatan
tersebut.
Dari hasil pengukuran effektivitas tersebut, umpan balik
yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengevaluasi tujuan dan sasaran, merumuskan
perencanaan tahap berikutnya, serta memperbaiki petunjuk pelaksanaan kegiatan (standard
operating procedures). Sedangkan pengawasan operasional adalah system
pengawasan yang digunakan untuk mengukur kinerja harian suatu kegiatan dan
memberikan langkah-langkah koreksi langsung (immediate corrective actions).
Johnson, Kast, dan Rosenzweig (1973) juga menguraikan fungsi
pengawasan dengan mengidentifikasikan empat unsur pokok pengawasan. Unsur-unsur
tersebut meliputi :
(1) Penentuan standar kinerja
(2) Perumusan instrumen pengawasan yang
dapat dipergunakan dalam mengukur kinerja suatu kegiatan
(3) Pembandingan hasil aktual dengan
kinerja yang diharapkan.
(4) Pengambilan langkah-langkah
pembenahan atau koreksi.
Dalam konsep pengawasan ada unsur yang mengawasi dan
diawasi. Di sini, selain kriteria pelaksanaan \ (proyek) pembangunan yang
ditetapkan dalam rancangannya (project design), terlihat pula segi
penegakan norma-norma etika. Misalnya, sasaran tidak tercapai apakah
karena keadaan yang berubah dari semula, karena kelalaian pelaksanaan atau ada
unsur kesengajaan untuk keuntungan pelakunya.
Pengawasan dengan demikian
mengandung makna penegakan hukum dan disiplin.
Pengawasan dapat menghasilkan keputusan untuk melakukan
koreksi dan perbaikan dalam penyelenggaraan pembangunan,
dan dapat pula menghasilkan sanksi sesuai hukum yang berlaku. Fungsi pengawasan
tidak berdiri sendiri. Kast dan Rosenzweig (1979), Albanese (1975), dan Gannon
(1977) menekankan pentingnya hubungan perencanaan dan pengawasan. Perencanaan
memberikan kerangka acuan bagi proses pengawasan, dan hasil dari pengawasan
seperti juga pemantauan merupakan umpan balik bagi proses perencanaan dan
pelaksanaan pada tahap berikutnya.
Karakteristik perencanaan juga mempengaruhi
proses pengawasan. Perencanaan tentang suatu permasalahan yang kompleks dan
bersifat multisektoral, misalnya, memiliki lebih banyak stakeholders. Sehingga
sistem pengawasan yang dibutuhkan, selain dapat mengawasi kegiatan-kegiatan
yang lazim dilakukan dalam suatu kegiatan, juga dapat membantu melancarkan
koordinasi antarsektor. Demikian pula perencanaan jangka panjang membutuhkan
aplikasi pengawasan yang berbeda dengan perencanaan jangka menengah dan jangka
pendek. Suatu pengawasan yang efektif membutuhkan tidak saja norma-norma etika
tetapi juga sistem informasi yang memadai. Kebutuhan informasi menjadi sangat
penting artinya untuk menilai situasi dan kondisi yang melingkupi suatu isu dan
mengevaluasi alternatif langkahlangkah selanjutnya.
Dari pembahasan diatas bahwa fungsi
pengawasan termasuk fungsi yang sangat penting, karena tindakan pengawasan
sangat membantu mengurangi penyimpangan dan pemborosan yang dilakukan pegawai
dalam organisasi sertas berusaha untuk mencari jalan pemecahannya.
Menurut Winardi (2000 : 589) fungsi pengawasan adalah sebagai berikut: Fungsi pengawasan mencakup tindakan mengimplementasikan metode-metode yang menjawab 3 (tiga) buah pertanyaan dasar yaitu :
Menurut Winardi (2000 : 589) fungsi pengawasan adalah sebagai berikut: Fungsi pengawasan mencakup tindakan mengimplementasikan metode-metode yang menjawab 3 (tiga) buah pertanyaan dasar yaitu :
1. Apakah hasil yang
direncanakan dan yang diekspektasikan ?
2. Dengan alat-alat
apakah hasil aktual dapat dibandingkan dengan hasil yang diekspektasikan ?
3. Tindakan-tindakan korektif apakah diperlukan dari orang
yang diberi kekuasaan untuk itu ?
Perencanaan dan pengawasan adalah kegiatan yang saling
berkaitan, dengan rencana menyediakan kerangka kerja untuk tahap pengawasan
manajerial itu. Maka indikator yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah
berdasarkan (Winardi, 2000:589), bahwa dalam pengawasan diperlukan supervisi,
monitoring dan evaluasi. yang pada intinya pengawasan adalah bagian dari
manajemen dimana manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengerahan dan pengawasan usaha-usaha organisasi dan penggunaan sumber
daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan, seperti diutarakan oleh Stoner (dalam Handoko,1999 : 8).
DAFTAR PUSTAKA
Ginandjar.
Administrasi Pembangunan Perkembangan
Pemikiran dan Praktiknya di Indonesia. Jakarta : LP3ES.
Sumbr
Media :
http://www.google.com. Search. Fungsi Pengawasan
Administrasi Pembangunan. Diunduh pada tanggal 15 November 2010 pada jam 13.25
Wita.
http:\\www.anakciremai.com/makalah-manajemen-tentang-dasar-dan.html
http:\\www.elearning.gunadarma.ac.id//bab7_dasar_dan_teknik_pengawasan\
http:\\www.juwita.staff.gunadarma.ac.id
Langganan:
Postingan (Atom)